Instagram TikTok Youtube PlayStore

Analis ESPN Kees Kwakman Kritik Piala Dunia 2026: Permainan Timnas Indonesia Tidak Enak Ditonton

Analis ESPN Kees Kwakman Kritik Piala Dunia 2026: Permainan Timnas Indonesia Tidak Enak Ditonton

(c) getty images

Analis ESPN, Kees Kwakman kritik permainan Timnas Indonesia tidak enak ditonton dan tidak ingin Indonesia masuk ke Piala Dunia 2026 yang mendapatkan penambahan peserta.

Goal Media – Kees Kwakman, analis sepak bola ESPN, mengatakan ketidaksukaannya kepada penambahan jatah peserta Piala Dunia 2026 yang saat ini menjadi 48 tim.

Ia menyoroti kemungkinan tim yang lolos adalah tim – tim seperti Indonesia dan Sudan yang menurutnya kurang kompetitif. Pernyataan ini muncul saat ia mengomentari langkah Indonesia menuju turnamen global tersebut.

Pada Senin (24/3) kemarin, Selandia Baru memastikan tempat di Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

Di hari berikutnya, Selasa (25/3) malam, Timnas Indonesia meraih kemenangan penting 1-0 atas Bahrain dalam kualifikasi.

Namun, Kwakman justru merasa kecewa dengan performa yang ia saksikan, terutama saat menonton pertandingan Indonesia.

Dalam acara Voetbalpraat, Kwakman blak-blakan mengaku tidak menikmati laga tersebut.

Ia bahkan menyebut lebih memilih bermain gim Rummikub bersama anaknya daripada menonton pertandingan yang ia anggap tidak berkualitas. Sikapnya ini memicu banyak perdebatan di kalangan rekan analisnya.

Penambahan tim Piala Dunia yang menjadi 48 tim ini membuka peluang bagi negara-negara yang jarang tampil di panggung dunia, seperti Indonesia dan Sudan. Langkah ini dimaksudkan untuk membuat turnamen lebih inklusif.

Namun, bagi Kwakman, hal ini justru mengurangi daya tarik kompetisi yang seharusnya bisa menjadi eksklusif.

Indonesia Belum Berada di Level Piala Dunia

Indonesia sedang berjuang di babak kualifikasi Asia, dan kemenangan atas Bahrain menjadi sinyal positif.

Di sisi lain, Kwakman menilai level permainan tim-tim seperti Indonesia masih jauh dari standar Piala Dunia. Ia menganggap perluasan ini membuat kualitas turnamen menurun.

Sikap Kwakman mencerminkan pandangan sebagian pengamat yang khawatir akan hilangnya intensitas kompetisi. Meski begitu, ia tetap menghormati semangat pemain yang mengejar mimpi.

Perdebatan soal perluasan ini pun terus mengemuka di kalangan pecinta sepak bola.

Dalam keterangannya di Voetbalpraat, Kwakman mengatakan: “Selandia Baru harus mengalahkan negara-negara seperti Fiji dan Samoa, yang lolos setiap tahun mulai sekarang. Hal yang istimewa tentang Piala Dunia adalah tidak semuanya berpartisipasi.”

Tidak Ingin Menonton Indonesia di Piala Dunia

Mantan pemain NAC Breda dan FC Groningen itu tidak senang selama menonton pertandingan Indonesia. “Saya tidak begitu senang saat menyaksikannya. Saya mendoakan yang terbaik untuk anak-anak itu dan tentu saja mereka mengejar impian mereka dan jika mereka berhasil, itu luar biasa, tetapi astaga.

“Jika Anda menonton sore ini, saya berharap suatu saat putri saya akan bertanya apakah saya ingin bermain Rummikub. Tentu saja itu [Piala Dunia] bukan level [Indonesia]”, tegas Kwakman.

Sosok berusia 41 tahun itu melanjutkan. “Mereka semua [pemain Indonesia] mengalami kram dan tergeletak di tanah. Tidak ada kecepatan sama sekali, tetapi tentu saja itu sulit. Dengan perluasan Piala Dunia menjadi 48 negara, Anda juga mendapatkan negara-negara seperti Indonesia.

“Sekali lagi, saya benar-benar berharap itu terjadi kepada mereka. Saya tidak ingin berdebat dengan siapa pun. Tetapi jika kita pergi dan menonton [Ole] Romeny melawan Sudan [di Piala Dunia], misalnya, maka saya akan lebih memilih untuk bekerja saja.”

Ikuti terus berita bola terkini dan prediksi bola akurat hanya di goalmedia.co! Yuk pantau terus berita terbaru dari kami dan jangan ketinggalan. Jangan lupa download aplikasi Goal Media untuk mendapatkan berita terkini dan prediksi pertandingan yang akurat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *